Laporan kunjungan Mengunjungi Anjungan Aceh di TMII


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat ALLAH SWT .Karena atas izin-Nya jugalah saya bisa menyelesaikan tugas PENGANTAR PARIWISATA, yang kebetulan pada tanggal 16 oktober 2014 seluruh siswa SMKN 2 BALEENDAH mengikuti PARIWISATA Menurut tujuan perjalanan,kami semua berpariwisata ke TAMAN MINI INDONESIA INDAH Atau yang biasa kita sebut TMII yang terletak di Jakarta . seperti yang telah kita ketahui PARIWISATA MENURUT TUJUAN PERJALANAN di antaranya ada 3 yaitu:
a. Pariwisata bisnis ( business tourism )
b. Vocational tourism
c. Educational tourism 
Pariwisata yang kami lakukan termasuk kedalam jenis c. Educational tourism. Educational tourism ialah jenis pariwisata dengan orang orang yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk belajar . di TMII kami mempelajari tentang berbagai macam anjungan,diataranya saya akan membahas tentang salah satu anjungan ( rumah adat ) daerah ACEH.
Semoga kita bisa mengetahui apa yang belum kita ketahui, dan ini bisa bermanfaat khusus nya bagi saya umumnya bagi kita semua.


BALEENDAH,20 OKTOBER 2014
SISWI SMKN 2 BALEENDAH
                    FADHILAH IKRIMA   





PROVINSI ACEH

Provinsi Aceh terletak di wilayah paling Barat Indonesia ,yaitu pada jalur pelayaran internasional Selat Malaka .Aceh turut di kenal karena potensi pariwisata dan seni budaya serta beragam kekayaan sumber daya alam . Ada 756 0bjek wisata yang telah terdata dan layak di kunjungi. Mulai dari wisata pantai dan gunung yang eksotis , situs tsunami yang penuh hikmah , wisata agama yang religious .
Provinsi Aceh ibu kotanya Banda Aceh yang membentang  20 – 60 LU dan 950 – 980 BT . terletak di ujung barat laut pulau sumatera .











                             RUMOH  ACEH



Rumah tradisional ACEH di namakan Rumoh Aceh yang menggunakan pasak kayu pengganti paku. Rumah adat ini di bangun dengan tiang kokoh setinggi 6 – 8 kaki di atas tanah sehingga di sebut juga rumah panggung. Tiang tersebut terbuat dari kayu yang cukup kuat dan keras berwarna coklat tua ( merbau ).
Pohon untuk menghasilkan kayu seperti ini kadang harus di tanam mendapat seperti yang di inginkan .
Rumah Aceh terdiri dari 3 bagian utama , yaitu :
a. Seuramoe keue ( serambi depan )
b. Seuramoe teungoh  ( serambi tengah )
c. Seuramoe likot ( serambi belakang )
Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu ( rumah dapur ).




      
PESAWAT RI 1





Pesawat seulawah yang di kenal dengan RI – 1 dan RI – 2 merupakan bukti nyata dukungan yang di berikan masyarakat Aceh dalam proses perjalanan Republik INDONESIA dalam mempertahankan kemerdekaannya , pesawat seulawah yang menjadi cikal bakal maskapai GARUDA INDONESIA AIRWAYS di sumbangkan melalui pengumpulan harta pribadi masyarakat dan saudagar Aceh sehingga presiden Soekarno menyebut “ Daerah Aceh adalah daer h modal bagi republik INDONESIA,dn melalui perjuangan rakyat Aceh seluruh wilayah republik Indonesia dapat di rebt kembali“ . pesawat Seulawah di beli dengan harga US$120.000 dengan kurs pada saat itu atau kira kira 25 kg emas dan untuk mengenang jasa masyarakat jasa Aceh tersebut maka di buat replika pesawat seulawah .












                   RUMOH CUT MEUTIA









Rumah adat Cut Nyak Meutia, Cut Nyak Meutia adalah salah seorang pahlawan wanita nasional dari Aceh Utara, selama 20 tahun ia memimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda diwilayahnya Matangkuli yaitu dari tahun 1890-1990 M. Dari rumah ini beliau aktif dalam memimpin dan mengatur strategi peperangan.
Rumah Adat Cut Meutia dapat ditemui 3 km dari desa Matangkuli Kecamatan Matangkuli. Rumah Adat Cut Meutia ini dipagar dan dibangun kembali oleh Pemerintah sebagai bentuk penghormatan terhadap pahlawan Wanita Aceh.
Cut Nyak Meutia tewas dihulu sungai Peutoe oleh tembakan serdadu Belanda pada 25 Oktober 1910. Makamnya terletak di Desa Buket Panyang, yang jaraknya memakan waktu 2 hari 2 malam dengan berjalan kaki dari rumahnya yang merupakan perbatasan antara Kecamatan Matangkuli dan Kecamatan Cot Girek.









                    RUMOH CUT NYAK DHIEN


 


Rumah ini adalah lokasi asli tempat tinggal pahlawan nasional perempuan, Cut Nyak Dhien. Bangunan yang ada sekarang ini adalah hasil replika karena yang asli telah dibakar hangus oleh Belanda pada tahun 1896. Situs sejarah ini terletak di Jalan Cut Nyak Dhien, desa Lampisang, kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Di rumah ini dulu Cut Nyak Dhien berlindung dan menyusun strategi perang. Di rumah ini pula orang-orang berlindung saat gelombang tsunami menerjang Aceh tahun 2004 silam.



     Bangunan berbentuk tabung ini adalah salah satu bagian yang masih asli. Ini adalah sumur yang memang dibuat tinggi dan bibir sumur mencapai lantai dua. Bibir sumur dibuat tinggi dengan tujuan agar tidak ada pihak musuh (Belanda) yang bisa memasukkan racun ke dalam sumur tersebut.



Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dhien dibesarkan dalam lingkungan suasana perjuangan yang amat dahsyat, suasana perang Aceh. Sebuah peperangan yang panjang dan melelahkan.



KROENG PADE




           
Salah satu tempat persembunyian rahasia sewaktu main “ pet pet som “
JENGKI


Cara kerja alat ini digerakkan dengan ujung kaki yang dihentak, titik tumpang lebih ke ujung pengungkit sehingga memberikan pukulan yang lebih keras, di ujung pengungkit dipasang suatu kerangka terdiri atas dua bagian tegak lurus yang dihubungkan oleh kayu as (penggerak) harizontal sepanjang minimal empat meter sehingga jeungki naik dan turun, diujung sisi yang lain tempat dipasangkan alu (alèe) sepanjang kira-kira 50 cm untuk menumbuk pada lesung. Ada tiga komponen utama sebuah jeungki yaitu; jeungki, alu dan lesung (lusông).
Alat ini biasanya terbuat dari kayu khusus yang berukuran berat, dikarenakan alat ini membutuhkan daya pukulan yang keras pada alunya untuk bisa memecahkan beras untuk dijadikan tepung atau atau menghancurkan butiran padi agar menjadi gabah. Oleh karena itu gagang utama jeungki biasanya terbuat dari kayu merbau (meureubo), karena kayu ini lebih berat bobotnya daripada kayu biasa. Tetapi ada juga jeungki yang terbuat dari kayu yang bobotnya tidak terlalu berat, seperti kayu jati, jengki semacam ini biasanya digunakan untuk menumbuk padi agar menjadi gabah, bukan untuk menumbuk beras agar menjadi tepung 



PENUTUP

Sekian yang dapat saya laporkan mengenai anjungan atau rumah adat daerah aceh, mudah mudahan ilmu yang kami punya bisa bermanfaat dan kita bisa saling berbagi mengenai ilmu tentang anjungan dari semua daerah,
Saya mohon maaf jika dalam penulisan kata atau materinya ada yang kurang berkenan akhir kata saya ucapkan terimakasih


Wassalamu’alaikum wr.wb


                            Penulis
                              Siswi SMKN 2 BALEENDAH

Komentar